Poker Terpercaya - Aku baru saja pulang dari acara penghiburan dirumah teman kuliahku yang kini belum tahu dimana keberadaannya. Orang tuanya sangat sedih dan terpukul dengan kejadian itu. Sudah beberapa personil kepolisian dikerahkan untuk mencarinya namun semuanya sia sia. Mau tidak mau polisi harus membuat statusnya menjadi DPO.

Kulihat jam tanganku sudah pukul 7 malam,tapi bus yang ingin kutumpangi tidak muncul muncul juga. Sementara ibu sudah beberapa kali menghubungiku untuk segera pulang. Selang beberapa menit,kulihat seorang lelaki sebayaku berhenti tepat didepanku. Ia menawarkan tumpangan kepadaku tapi aku heran ternyata masih ada orang jaman sekarang yang mau menolong orang lain. 


http://newporkas.com/


Poker Online - Tanpa basa basi aku langsung saja naik keatas motornya. Katanya ia mengenalku tapi kapan, aku bingung dan merasa tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya. Tapi biarlah aku hanya mengiyakan semua omongannya yang penting aku sudah dapat tumpangan dan ingin bertemu dengan ibuku secepatnya.

Disepanjang jalan aku mencium aroma tidak sedap yang berasal dari badannya,namun ia terus berbicara panjang lebar mengenai sisi kehidupannya yang serba suram. Aku sangat terbawa kedalam ceritanya yang terlalu hiper meskipun suaranya terdengar serak serak basah. Tanpa kusadari kami berhenti disebuah rumah yang sangat besar dan mewah.

''lohh.. kita dimana ini?'' tanyaku heran.
''tenang aja, tidak usah takut. ini rumahku singgah sebentar bisakan?'' jawabnya.
''tapi gak lama kan? soalnya ibuku udah nunggu'' sahutku cemas sambil melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.
''iya'' jawabnya sambil membukakan pintu dan kami pun masuk kedalam.

Dia lantas menyalakan semua lampu dan kulihat rumah itu kosong melompong seperti tidak berpenghuni tapi terlihat bersih. Ada banyak kamar kamar disekeliling lorong yang terbentang lurus menuju dapur. Kulihat juga ada banyak foto foto wajah orang yang menghiasi dinding rumah yang berwarna putih itu.
 
Agen Bola - Setelah kutanya dia tinggal sendiri dan kedua orang tuanya sudah lama meninggal. Begitu banyak foto yang terpampang di dinding itu tapi mengenai hal itu aku segan menanyakannya.

''tunggu disini sebentar ya, jangan kemana mana, aku mau kedapur dulu'' katanya sambil menepuk bahuku.

Lalu aku pun duduk di lantai dan menyandarkan tubuhku di dinding. Perhatianku tidak pernah lepas dari foto foto itu. Sambil menunggu temanku tadi aku pun bangkit berdiri dan mendekati wajahku kearah foto foto itu. Ku perhatikan satu persatu wajah wajah itu dengan serius. Aku sama sekali tidak mengenal mereka.

Mungkin mereka semua adalah keluarga teman baruku tadi. Sambil terus memandangi tiba tiba bulu kudukku berdiri sendiri. Aku menyadari ternyata dari tadi aku merasakan ada sebuah foto yang seakan selalu memperhatikan gerak gerakku. Tidak salah lagi sebuah foto yang ada di paling ujung dari deretan foto foto itu terlihat kedua bola matanya melotot tajam melihatku.

Tampak sangat menyeramkan dan aku pun ketakutan dan berhenti memandang lalu memutar balik tubuhku dan kembali duduk di lantai sambil menundukkan kepalaku.

''apa itu? atau hanya halusinasiku saja?'' pikirku dalam hati.

Lama sekali temanku itu dari dapur kataku merengut. Akhirnya dengan sedikit keberanianku buka sebelah mataku melalui celah celah jari tanganku. Kuintip foto tadi ternyata ia masih melototiku sangat tajam. Lebih lama lagi kulihat tiba tiba wajahnya terlihat menangis dan kedua matanya mengeluarkan darah.

Aku spontan kaget jantungku berdegup kuat. Aku menyadari bahwa itu seperti wajah temanku yang hilang beberapa waktu yang lalu.

''ada apa ini? kenapa fotonya ada disini?'' tanyaku sangat heran.

Ku intip lagi foto itu matanya bergerak gerak seakan ada sesuatu yang ingin disampaikannya kepadaku. Dan foto foto yang lain pun ikut memperlihatkan wajahnya yang menangis dan sangat menyeramkan. Aku beranjak dari posisiku dan melangkah pelan pelan melintasi lorong untuk menuju dapur.

Agen Poker - Aku ingin mengetahui apa yang sedang dilakukannya. Sesekali ku tempelkan ujung jariku dipintu pintu kamar itu tapi terkunci. Terus aku melangkah dan tibalah aku diujung lorong dan bersebelahan dengan dapur. Aku mendengar suara pisau yang sedang di asah asah dan sesekali terdengar suara erangan.

Lantas aku mengintip melalui lubang kunci dan aku tidak bisa melihat apa apa. Yang terlihat hanya warna putih dan sesekali berkedip. Aku keringat dingin setelah menyadari bahwa ia juga mengintipku lewat lubang yang sama. Aku pun berlari sekuat tenaga dan aku menyadari kalau dia itu bukan manusia, setan atau apalah sejenisnya.

Kubuka semua pintu untuk keluar tapi terkunci dan ku dobrak tapi sia sia. Kali ini habislah aku pikirku. Aku putuskan untuk sembunyi di dalam salah satu kamar, siapa tahu ada yang tidak terkunci. Ternyata benar, ada kamar yang letaknya di tengah lorong tidak terkunci. Aku pun dengan cepat masuk dan mengunci pintu lalu sembunyi di dalam sebuah peti kayu yang ada didalam lalu menutupnya.

Aku sungguh sangat sangat ketakutan. Berarti dia yang membunuh temanku dan juga orang orang yang ada didalam foto foto itu. Tiba tiba didalam keheningan,aku mendengar suara langkah kaki berjalan menelusuri lorong. Suara itu terdengar semakin mendekat kearahku dan terhenti tepat di depan kamar tempat aku sembunyi.

Dan dia berusaha membuka pintunya 'BRAKKK...' pintu itu pun terbuka. Aku sangat gemetaran dan menggigil. ''tolong aku Tuhan.. tolong aku Tuhan'' aku terus berdoa di dalam peti yang terasa panas dan gelap itu. Aku terus memejamkan kedua mataku lalu peti itu dibukanya 'SRETTT... BRAKKK..' aku merasakan kepalaku di angkatnya lalu membawa pergi dan kulihat tubuhku tanpa kepala didalam peti sudah bersimbah darah dan kaku. 

Sungguh sakit ku rasakan di leherku. Di letakkannya kepalaku di atas meja dan memotretku lalu aku pun tewas setelah mahluk itu merebus kepalaku didalam sebuah periuk besar.