AGEN JUDI KARTU - Di sini saya akan menceritakan cerita mistis yang saya alami. Saya adalah tipe orang yang memiliki kepribadian ambivert yang cukup unik. Kepribadian ini membuat saya mendapatkan energi dari luar dan orang-orang sekitar saya. Tapi saya juga bisa sangat menikmati waktu saya sendirian.

Perkenalkan nama saya Agus dan aya seorang guru les privat bahasa inggis yang bekerja pada satu institusi bimbingan bahasa inggris yang besar di Yogyakarta. Bagi saya itu mengajar bukan hanya sekedar pekerjaan tapi lebih dari itu. Seperti kesenangan bagi saya untuk membagi ilmu kepada orang lain.


 http://dewa54.com/


AGEN POKER - Belum lagi pertemuan dengan orang-orang baru yang selalu memberikan kesan asyik bercampur tegang untuk saya. Dan itu selalu menjadi alasan maha benar dari pertanyaan kenapa saya seolah adiktif dengan aktivitas yang satu ini. Tapi kali ini saya tidak akan menceritakan tentang pekerjaan saya ini.

Di sini saya akan menceritkan sebuah cerita seram yang terjadi pada satu kegiatan mengajar yang kulakukan di daerah jalan Kaliurang. Kejadian ini sempat membuat jantung saya hampir terburai karena degubnya semakin mempercepat detaknya detik demi detik. Waktu yang sudah menunjukkan jam 18.30 sore hari itu.

Saya yang sedang golek-golek di kasur saya dan juga hujan yang turun membuat suasana menjadi dingin-dingin gimana. Tapi karena saya memiliki kewajiban untuk mengajar les dengan murid saya yang bernama Fitri yang tinggal di jalan Kaliurang. Maka saya pun bangun dari kasur saya dan bersiap-siap untuk berangkat.

Sesampainya di depan gerbang kontrakan Fitri maka saya pun mau membuka gerbang pintunya tapi malah terkunci.

"ah sial, jangan-jangan lagi tidur nii Fitri" pikir saya dalam hati.

Jadi saya pun layangkan pandangan ke dalam gerbang rumah Fitri serta berkata " permisi, halooo.."

Sekilas saya melihat ada sosok yang terlihat mirip dengan siluet dari kejauhan. Jadi karena saya melihat ada orang maka saya pun dengan sedikit teriakan kearahnya "permisi, tolong di buka pintunya"

BANDAR POKER - Tapi sosok itu masih saja sibuk dengan yang sedang dia kerjakan. Terbersit dari dalam hati. Bertanya-tanya tentang satu sosok itu. Pikiranku penuh dengan terkaan yang menuju kearah mistis dan juga ingin memastikan apakah sosok yang sedang duduk di teras sana merupakan benar-benar manusia ataukah makhluk lainnya.

Tapi kemudian pandangan saya tidak ke sosok tersebut karena Fitri pun membuka pintu gerbangnya. "maaf kak, saya baru bangun tidur nii"

"tidur waktu maghrib itu tidak baik loh Fit.."

"ya kak, gimana lagi sebuah penghuni kontrakan pulang kampung terus karena saya binggung mau ngapain maka saya pun tidur saya"

"ayolah, kita les dulu..." lanjut saya sembari melanjutkan jalan ke arah kontrakannya. 

“Oke, tapi saya cuci muka dulu ya kak.. duduk saja dulu diteras” ucapnya sambil melengos pergi masuk kedalam kontrakan.

Karena Fitri masuk buat cuci muka maka saya yang masih penasaran sama sosok tadi pun melangkah kaki saya ke arah di mana sosok itu duduk dan mengerjakan sesuatu. Waktu saya berjalan ke arahnya itu. Saya mendekat ke arahnya sedikit demi sedikit dan semakin dekat sampai sosok siluet itu semakin jelas terlihat parasnya dari ujung rambut sampai seluruh badannya.

BANDAR DOMINO QQ - Beberapa langkah kaki saya berhenti itu kemudian sosok itu pun berhenti melakukan kesibukannya terus memandangi saya sekilas dengan tersenyum kecil. Rupanya sosok itu adalah nenek pembantu rumah tangga yang sedang melakukan pekerjaannya. saya bisa sedikit menghela nafas lega dan tanpa ragu kembali ke teras.

Nenek pembantu itu terlihat sedang mengikis dan memarut beberapa kelapa yang ada disampingnya. Selain itu dia juga membuka beberapa bungkus tempe yang terbungkus daun pisang lalu mengiris permukaannya dengan menyilang. Nenek itu tampak tenang dan cekatan dengan pekerjaannya. 

Mungkin dia sudah bekerja di Kontrakan ini sejak lama pikir saya dalam hati. “Hei, kak… ngelamun aja! ayolah kita mulai kelasnya”  Ucap Fitri yang mengagetkanku. Kelas bahasa inggris kami pun kemudian dimulai dengan santai dan dibumbui sedikit gurauan. Menit demi menit yang berlalu dan tidak terasa pertemuan kali itu sudah mencapai penghujung.

Sudah hampir 90 menit berlangsung dan les waktu itu hampir selesai jadi saya pun bertanya kepada Fitri "ada pertanyaan yang mau di tanyakan sebelum saya pulang nii?"

Fitri pun menggeleng kepalanya dan saat itu saya melihat kalau nenek tadi pun berdiri di belakang Fitri dengan membawa bahan-bahan yang ada di rajutan kayu yakni beberapa tempe, santan dan daging kelapa yang di sebuah baskom kayu. Nenek itu pun kemudian tersenyum kecil melihat ke arah saya dengan ramah.

Sebagai anak muda yang hormat kepada orang yang lebih tua maka saya pun membalas dengan senyuman sambil menganggukan kepala saya sebagai tanda penghormatan. Terus nenek pembantu itu pun berjalan ke belakang melewati pintu kecil di pojok kontrakan.  Setelah itu pandangan saya kembali pada Fitri.

AGEN CEME - Tapi ekspresi Fitri tampak binggung sekali melihat apa yang saya lakukan tadi. Lalu penasarannya itu pun "kakak ngapain sih? kok tidak jelas gitu?" tanya Fitri kebingungan

"tidak jelas gimana maksudnya?"

"itu tadi kok senyum sendiri"

"ooh.. tidak apa-apa kok, kamu ternyata doyan makan juga ya.. bisa gitu habis tempe satu baskom?"

"kakak bicara apaan sih? tempe.. tempe apa?"

“itu tadi pembantu kamu bukannya mau masak tempe banyak? Bukan buat kamu ya? Apa mau dijual?”

“Pembantu apa kak? Fitri tidak punya pembantu disinii…” Tegas Fitri kecut dengan rasa takut.

“Nah, itu tadi yang lagi iris-iris tempe dibelakang kursi tadi bukannya pembantu kamu ya?”

"Kak, di sini tidak ada pembantu dan tidak ada siapa-siapa di sini!! kan di kontrakan cuma ada kita berdua saja kak.." ungkap Fitri dengan matanya yang sedikit berkaca-kaca.

BANDAR CEME - Fitri yang sudah mulai ketakutan itu pun mulai memukul bahu dan duduk mendekat dengan saya. Tapi karena saya juga tidak sedang dalam mood untuk bergurau itu pun langsung mengatakan "fit, coba kamu bisa malam ini ngindam di rumah family atau teman kamu saja?"

Pertanyaan saya itu pun membuat Fitri dengan cepat telepon temannya. Malam semakin larut dan dalam deru lembut angin yang menyapa tengkuk waktu itu bulu kuduk kami seketika meremang. Gigil-gigil khawatir menyibak keheningan. Setelah itu saya dan Fitri pun keluar dari kontrakannya dengan diam tanpa ada bicara apa pun. 

Usut punya usut ternyata rumah kontrakan itu termasuk rumah yang sudah berdiri di situ selama hampir satu setengah abad lamanya. Tapi karena bangunan yang berarsitektur jogya jawa itu tampak masih kokoh berdiri dengan pilar-pilar kayu jatinya yang kuat. Maka tidak terlihat mistis di dalam rumah tersebut.